Sabtu, 05 Juli 2014

Arti dan Definisi Kepribadian

Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
Kepribadian secara umum
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah lemah karena hanya menilai perilaku yang dapat diamati saja dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung pada situasi sekitarnya selain itu definisi ini disebut lemah karena sifatnya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada dasarnya kepribadian itu tidak dapat dinilai “baik” atau “buruk” karena bersifat netral.
Kepribadian menurut Psikologi
Untuk menjelaskan kepribadian menurut psikologi saya akan menggunakan teori dari George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Sementara Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.
Lebih detail tentang definisi kepribadian menurut Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.
Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.
Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego. Dan tingkah laku, menurut Freud, tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kerpibadian tersebut.
Dari sebagian besar teori kepribadian diatas, dapat kita ambil kesamaan sbb(E. Koswara):
1. sebagian besar batasan melukiskan kerpibadian sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian. Atau dengan kata lain kepribadian dipandang sebagai “organisasi” yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku kita.
2. sebagian besar batasan menekankan perlunya memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah “kepribadian”, keunikan dari setiap individu ternyatakan. Dan melalui study tentang kepribadian, sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lain diharapkan dapat menjadi jelas atau dapat dipahami. Para teoris kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang unik dan atau khas pada diri setiap orang.
3. sebagian besar batasan menekankan pentingnya melihat kepribadian dari sudut “sejarah hidup”, perkembangan, dan perspektif. Kepribadian, menurut teoris kepribadian, merepresentasikan proses keterlibatan subyek atau individu atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup factor-faktor genetic atau biologis, pengalaman-pengalaman social, dan perubahan lingkungan. Atau dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian individu itu dipengaruhi oleh factor-faktor bawaan dan lingkungan.

Ciri-Ciri Kepribadian Tidak Sehat

  • Mudah marah (tersinggung)
  • Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
  • Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
  • Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
  • Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
  • Kebiasaan berbohong
  • Hiperaktif
  • Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
  • Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
  • Sulit tidur
  • Kurang memiliki rasa tanggung jawab
  • Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
  • Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
  • Pesimis dalam menghadapi kehidupan
  • Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

Ciri-Ciri Kepribadian Sehat

  • Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
  • Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
  • Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
  • Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
  • Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
  • Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
  • Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
  • Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
  • Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
  • Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
  • Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)

Indahnya Jadi Diri Sendiri

                                                                                                                                                 
 

      Menjadi diri sendiri itu lebih nyaman rasanya, dan tak perlu menjadi orang lain untuk menunjukkan siapa dan apa diri kita ini.

Tak sedikit orang yg menghindar dari jati dirinya hanya untuk tampil yg dibilang keren dan gaul katanya dengan cara mengcopy penampilan orang lain yg dianggapnya patut untuk ditiru. dan akan membuat penampilannya jauh lebih keren dari sebelumnya.
tapi di balik penampilannya yg keren itu,dia merasa sangat terbebani oleh pikirannya sendiri. contohnya seperti seseorang yg meniru dandanan rambut.
(contoh yg berlebihan emang) :mrgreen:
sudah tau,bukan?betapa dia sangat terbebani oleh ulahnya sendiri.
merubah penampilannya dengan maksud menjadi lebih menarik
malah menjadi beban yg bikin pusing,karena mematok perkembangan gaya dari orang lain dan tak punya pemikiran sendiri bahkan berkesan terlalu dipaksakan.
Tentunya masih banyak contoh lainnya, dan bukan hanya rambut,bisa pakaian,bisa gaya hidup bahkan acara2 tv yg ditonton setiap hari.
Semua itu sungguh sesuatu yg tidak baik, dan membuat kita tak bisa percaya diri dengan penampilan diri sendiri.
bukankah pendidikan di bangku sekolah dulu sudah pernah diajarkan untuk menjadi diri sendiri?
Jadi,lebih baik jadi diri sendiri dari pada terbebani untuk kedepannya.
Tak sulit menjadi diri sendiri,hanya tinggal mensyukuri apa yg telah dianugrahkan kepada diri kita.
Bukankah itu lebih baik kawan?

Selasa, 01 Juli 2014

Aku Adalah Aku


                                                         AKU ADALAH AKU

 Karena saya berfikir, maka saya ada..........................................................................
 

Yang di maksud dengan, ( saya berpikir, maka saya ada), adalah:
Karena Allah mempunyai tujuan, sebelum menciptakan langit dan bumi serta isinya.
Daripada itu Allah merancang atau membuat keinginan, tekad, serta tujuan. Bagaimana
Tujuan Allah, supaya bumi di tata dan di kendalikan dengan baik. Maka dari itu, Allah
Memiliki pikiran untuk menciptakan manusia yang di ambil dari tanah dan debu. dengan
Demikian, Allah memiliki tujuan yang besar serta memiliki peranan untuk menciptakan
Manusia dari tanah dan debu, menurut gambar dan rupa Allah itu sendiri. Maka dari itu
Allah mengenal barang yang tidak ada, sehingga menjadi ada. Karena itulah punya tujuan
Dan harapan menciptakan manusia. Sehingga manusia memiliki pikiran dan akal budi,
Sehingga bumi bisa di olah dan di bentuk sedemikian rupanya. Allah punya maksud di
Antara tujuan tersebut: di dalam Yohanes 3 : 16. Yang berbunyi ‘’karena begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan anaknya yang tunggal, supaya setiap
Orang yang percaya kepadanya, tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal’’. Inilah
Yang dimaksud ‘’ saya berpikir, maka saya ada’’. Setelah Allah menciptakan manusia,
Manusia diberi tujuan, agar memilihara tumbuh-tumbuhan yang ada dibumi serta yang
Lainnya.


 Saya Berpikir Dengan Cara Saya .................................................:
Yang dimaksud dengan ( Saya Berpikir Dengan Cara Saya) adalah: merencanakan atau melaksanakan sesuatu yang di tunjuk, oleh karena itu Allah memberikan mandat budaya, serta mandat sosial kepada manusia sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna. Agar apa yang di miliki manusia benar-benar taat menjalani dan mematuhi kehendak yang di berikan Allah, karena bukan saja ‘’ saya berfikir denggan cara saya’’ tapi itu merupakan cara Allah menentukan segala sesuatu yang di fikirkan sehingga mendapatkan tujuan dan harapan yang di inginkan.